artikel konsep dasar ips mengenai Permasalahan dalam Pembelajaran IPS
PERMASALAHAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IlmuPengetahuan Sosial (KDIPS)
ARTIKEL
Disusun olehSerli Dian Trisnawati 1307605
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2014
PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN IPS
Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsasebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu upaya yangdilakukan pemerintah misalnya dengan memperbaiki kualitas pendidikan dengancara meningkatkan kualitas guru, memberikan beasiswa untuk anak-anak berprestasi dan anak-anak yang kurang mampu, maupun memperbaiki sarana dan prasarana sekolah untuk mendorong semangat guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.Dalam mengembangkan kemampuan siswa, guru dituntut untuk mampumengelola proses pembelajaran agar siswa dapat menerima materi yangdisampaikan. Dalam pembelajaran IPS di SD maupun di SMP, berdasarkan pengalaman guru selalu menyampaikan materi dengan menggunakan metodeceramah dan terpaku pada buku. Tentu hal ini membuat siswa bosan dan malaskarena terus menerus mendengarkan guru yang berbicara di depan. Akhirnyasiswa hanya mementingkan hafalan. Ketika siswa bosan, maka mereka akan lebihmemilih untuk mengobrol dengan temannya atau asik dengan imajinasinyasendiri. Dan pada akhirnya, materi yang disampaikan oleh guru, sama sekali tidak bisa diterima oleh siswa dengan baik, Hal ini kemudian menjadi momok tersendiriketika siswa memasuki tingkat sekolah yang lebih tinggi. Siswa merasa bahwa pelajaran IPS itu sangat membosankan dan tidak menarik. Tentu saja karena pengalaman siswa selama belajar IPS mulai dari SD sampai SMP, guru tidak pernah merubah strategi mengajarnya kecuali dengan metode ceramah. Selain itu,sikap guru yang kurang memberikan motivasi bagi siswa juga mempengaruhi pandangan siswa. Ada guru yang datang ke kelas hanya untuk memberikan tugaskemudian pergi lagi. Guru yang saat mengajar terlalu terpaku pada buku jugamembuat siswa bosan.Salah satu contohnya di masa sekarang, dimana siswa lebih tertarik untuk masuk jurusan IPA (di SMA) daripada jurusan IPS. Salah satu alasan mereka adalahkarena mereka merasa bahwa materi yang ada dalam pelajaran IPS sangat banyak,dan mereka harus menghafal semua materi tersebut. Padahal sebenarnya justruIPA lah yang banyak menghapal, karena IPA terdiri dari serangkaian materi
pelajaran seperti Fisika, Kimia, Biologi dan sebagainya yang merupakan ilmu pasti.Sapriya (2009) mengatakan:
“dalam bidang pendidikan IPS (PIPS), baik yang ber
sifat school basedmaupun community based tantangan yang dihadapi tidaklah sederhana....tantangan mendesak yang perlu dijawab adalah terkait dengan upaya peningkatan kualitas (mutu) pendidikan. Salah satu variabel yangmempunyai kontribusi cukup besar terhadap baik buruknya kualitas
pendidikan adalah unsur guru atau pendidik”
Berdasarkan pendapat diatas, sudah saatnya para pendidik merubah mindsetmereka bahwa mengajarkan IPS dengan metode ceramah yang terlalu seringsudah tidak efektif lagi. Guru harus mengubah cara mengajarnya agar lebihmenarik dan menyenangkan untuk siswa sehingga siswa akan dapat menyerapmateri yang disampaikan. Pembelajaran harus terpusat pada peserta didik, dan pendidik hanya sebagai fasilitator saja. Guru harus menerapkan berbagai strategi pembelalajar yang bervariasi.Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah dengan strategi pembelajaran
Discovery
. Strategi pembelajaran discovery berkembang dari ide Jhon Dewey
yang terkenal dengan “Problem solving method”
atau metode pemecahanmasalah. Strategi discovery berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yangmelibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari danmenyelidiki secara matematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapatmerumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Kegiatan pembelajaran dengan strategi ini memiliki dampak positif sebagaimana yangdikemukakan Bruner dalam Hasibuan dan Moejiono (1993) yang menyatakan bahwa discovery mengandung makna sebagai berikut: (1) dapatmembangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajardan mengembangkan pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektualnyauntuk berpikir, (2) siswa semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (mendapat nilai yang baik) dalam strategi discovery akan dapatmemperoleh instrinsic reward (kepuasan diri), (3) siswa dapat mempelajariheuristik (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan, artinya bahwa cara
- Find new research papers in:
- Physics
- Chemistry
- Biology
- Health Sciences
- Ecology
- Earth Sciences
- Cognitive Science
- Mathematics
- Computer Science
No comments:
Post a Comment